Seorang pria sedang berjalan-jalan di tengah kota. Ia melihat seorang biksu Zen sedang meminta sumbangan untuk kuilnya. Karena tertarik, pria ini menghampiri sang biksu tersebut.
"Hai biksu, kau sedang meminta sumbangan bukan? Baiklah, aku tidak akan memberikan sumbangan, tapi aku ingin membeli kebijaksanaan darimu. Bukankah biksu Zen terkenal dengan kebijaksanaannya?", kata pria tersebut.
Si biksu terdiam sejenak, lalu berkata, "boleh, tapi kebijaksanaanku sangatlah mahal. Sebuah nasihatku bernilai 100 tael perak". Pria tersebut menjawab, "tidak masalah, asalkan terbukti kata-katamu dapat membuatku menjadi lebih bijaksana".
Maka sang biksu memberi pria itu wejangan sebagai berikut: "setiap kali anda menghadapi permasalahan apapun juga, jangan terburu-buru mengambil tindakan. Jalanlah maju tiga langkah, lalu mundur tiga langkah. Lakukan ini sebanyak 3 kali, baru ambil tindakan terhadap permasalahanmu".
Pria tersebut sulit untuk percaya, "hanya berjalan 3 langkah maju dan 3 langkah mundur selama 3 kali dapat membuatku lebih bijaksana? Aku sama sekali tidak percaya".
Sang biksu tersenyum, "kalau begitu anda tidak perlu membayarku sekarang. Tunggu sampai kata-kataku terbukti, barulah anda membayarku. Kalau tidak terbukti, anda tidak berhutang apa-apa terhadapku".
Pria tersebut senang, "baiklah kalau begitu. Aku akan membuktikan kata-katamu terlebih dahulu. Kalau memang terbukti, aku akan mencarimu dan membayarmu 100 tael perak", kata pria itu, lalu pamit dan pulang ke rumahnya.
Sampai di rumah, pria itu mencari istrinya untuk menceritakan kejadian tadi. Ia masuk ke kamar tidurnya. Ternyata sang istri sedang tidur, dan alangkah kagetnya pria itu karena di samping istrinya ternyata ada tubuh lain yang berbaring tertutup selimut. Emosi pria ini memuncak karena istrinya selingkuh, tidur dengan pria lain. Ia segera pergi ke dapur untuk mengambil golok, dengan tujuan membunuh laki-laki selingkuhan istrinya.
Ketika kembali ke kamar, tiba-tiba ia teringat dengan wejangan sang biksu zen tadi. Maka ia pun berjalan 3 langkah maju, 3 langkah mundur, sebanyak 3 kali. Tentu saja dengan perasaan yang sangat tidak sabar. Karena gerakannya yang tergesa-gesa menimbulkan bunyi berisik, istrinya terbangun. Sang istri pun terkejut karena ada tubuh lain yang berbaring di sebelahnya, sedangkan suaminya sendiri masih berdiri di samping ranjang. Spontan istrinya membuka selimut. Ternyata tubuh itu adalah adik kandung istrinya yang bermimpi buruk hingga ketakutan dan menyelinap ke ranjang kakak perempuannya untuk tidur bersama.
Seketika pria tersebut jatuh terduduk dengan lemas. Goloknya pun terlepas dari tangannya. Dengan menangis, ia menceritakan segalanya termasuk rencana membunuh tubuh yang dikira selingkuhan istrinya tersebut. Katanya, "kalau aku tidak bertemu dengan biksu bijaksana tersebut di kota, entah bagaimana nasib kita sekarang". Istrinya menenangkan suaminya dan berkata, "tenanglah, yang belum terjadi tidak perlu dipermasalahkan. Besok kita harus mencari biksu itu untuk memenuhi janjimu, membayar kebijaksanaan yang kau dapat ini".
Esok harinya mereka berdua pergi mencari biksu tersebut di tengah kota. Begitu menemukannya, mereka berniat membayar biksu tersebut, tetapi sang biksu menolaknya sambil tertawa, "kalau kalian menghindari perbuatan jahat, banyak berbuat baik, dan senantiasa mawas diri, artinya kalian sudah membayarku...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar