Berikut ini sebuah pengalaman V.A Lu Sheng Yen berkaitan dengan hal “mengundang roh”.
Ada seorang pria bernama Tai-nan yang sudah beristri, ketika dulu mereka
menikah sampai 6 tahun juga masih belum punya anak. Maka mereka berdoa dengan
tulus dan yakin kepada dewa En Zhu Gong memohon anak.
Malam harinya mereka bermimpi sang dewa berkata kepada mereka “Sebetulnya
kalian ditakdirkan tidak punya anak, namun mengingat kalian telah berdoa siang
dan malam dengan tulus, saya akan meminjamkan seorang buah hati untuk kalian.
Ingatlah!” Terbangun dari mimpi meski terheran heran, suami istri tersebut
tidak mengangap serius mimpi itu, namun karena selama 3 sampai 4 malam berturut
turut mereka bermimpi sang dewa mengatakan hal yang sama, mereka menjadi yakin
bahwa En Zhu Gong benar-benar memberi petunjuk.
Tak lama kemudian sang istri hamil dan melahirkan seorang putri yang diberi
nama Tai-Ai. Setelah dewasa berparas cantik jelita, feminim, anggun, lemah
lembut juga cerdas. Ia sangat dikasihi dan dilindungi oleh kedua orang tuanya,
Ia sangat disukai semua orang. Namun pada usia 16 tahun Tai-Ai menderita
sejenis penyakit dan mati muda. Hal ini membuat kedua suami istri itu menangis
habis habisan.
Selama ini mereka bukannya lupa dengan peringatan Dewa En Zhu Gong bahwa Tai-Ai
tidak akan berumur panjang. Mereka hanya berpikir positif, umur panjang adalah
sesuatu yang relatif, berumur sampai 80 atau 90 tahun juga tidak bisa
ditafsirkan berumur panjang.
Mereka kembali meminta petunjuk dari dewa En Zhu Gong, Sang dewa pun hadir
melalui pena medium dan terjadilah dialog :
“Tai-Ai pergi kemana?”
“kembali ke alam surga”
“ini sungguh kejam”
“hidup dan mati sesungguhnya sama saja, alam surga lebih menyenangkan dibanding
alam manusia, jadi janganlah bersedih”
“kami tentu sedih dan ingin sungguh melihat Tai-Ai”
Sang dewa tidak menjawab
Suami istri itu bersujud 3 kali sebelum bertanya lagi, “apakah kami boleh
melihat Tai-Ai?”
“sulit sulit sulit”
“Cukup sekali saja kami akan puas!”
Pena berhenti menulis beberapa saat sebelum akhirnya menjawab : “ada satu orang
yang bisa membimbing kalian untuk melihat Tai-Ai satu kali, namun beliau belum
tentu akan setuju, biarlah saya sendiri yang memohon kepada beliau, memandang
muka saya beliau pasti bersedia membantu kalian melihat Tai-Ai satu kali, saya
bersedia membantu kalian secara khusus mengingat kalian yang telah berdoa
kepada saya dengan penuh ketulusan hati”
“siapa beliau itu??”
“Dia adalah Buddha hidup Lu Sheng Yen!!”
Suami istri itu akhirnya benar benar berjumpa dengan saya, dan mengutarakan
bahwa mereka datang berdasarkan petunjuk khusus dari dewa En Zhu Gong yang
turun ke pena seorang medium, serta memperlihatkan kertas yang bertulisan pesan
permohonan dari dewa tersebut.
Saya tertegun.
“Membawa kalian melihat Tai-Ai di surga? Apa dewa En Zhu Gong enggak salah? Apa
saya punya kemampuan seperti itu?”
“Menurut dewa En Zhu Gong anda sanggup melakukannya”
“En Zhu Gong enggak boleh begitu, main lempar tanggung jawab saja, saya akan
mencari dia”
Setelah berkomunikasi dengan En Zhu Gong saya mendapatkan informasi bahwa niat
Tai Nan dan istrinya untuk berjumpa dengan almarhum anaknya telah ditanggapi
positif oleh sang anak (Tai-Ai) yang sekarang berada di surga, Tai-Ai telah
setuju untuk turun ke bumi pada saat bulan purnama tanggal 15 bulan 8
(penanggalan imlek). Masalahnya adalah pihak orang tua yang tidak bisa melihat
makhluk halus, jadi menurut dewa En Zhu Gong satu-satunya cara adalah
mengandalkan kekuatan dari master Lu Sheng Yen”
“Apakah mengatur supaya Tai-Ai masuk ke mimpi orang tua mereka?”
“Bukan,,kalau sekedar cuma masuk ke mimpi, Tai Ai sendiri juga bisa”
“Jadi apa yang harus dilakukan?”
“Mereka harus bisa melihat Tai-Ai dengan mata kepala sendiri”
“ini........”
“Saya tahu bahwa Lu Sheng Yen punya kemampuan demikian, jangan
menyangkal.......”
Pada saat tanggal 15 bulan 8 saya berada ditaman rumah keluarga Tai Nan,
sepasang suami istri itu sangat gelisah, tak bosan bertanya apakah putri mereka
sudah datang. Mereka juga bertanya harus berkata apa kepada almarhum apabilah
telah bertemu dengannya, saya tertawa terbahak-bahak dan menjawab mengingat
bahwa Tai Ai adalah putri mereka, ya utarakanlah segala sesuatu yang memang
ingin dikatakan”
Di bawah pancaran rembulan saya berjalan seorang diri di antara bebungaan, tiba
tiba saya melihat bayangan berkelebatan, seorang gadis berpakaian hijau dengan
gincu merah di bibir. Ia menghampiri saya sambil tersenyum memperlihatkan dua
baris gigi yang putih, dia sangat cantik, tubuhnya ringan melayang seperti
angin.
Saya berkata “sudah datang”
Kedua orang tuanya bertanya tanya “dimana??” enggak kelihatan apapun? Mereka
menoleh ke berbagai penjuru untuk mencari-cari....
Saya berkata “tunggu sebentar”
Lalu saya mengeluarkan sebuah botol kecil mirip obat tetes mata, seperti halnya
menggunakan obat tetes mata, saya meminta mereka untuk meneteskan ke mata
masing-masing.
“Air apa ini??”
“Obat tetes mata, ha ha ha.....” jawab saya
Begitu diteteskan mata mereka berdua menjadi lebih jelas daripada normalnya,
malam yang gelap serasa terang seperti siang hari, tiba-tiba mereka melihat Tai
Ai berdiri dihadapan mereka dengan lemah gemulai seperti dewi kahyangan, keharuman
bunga anggrek tercium dari bau tubuhnya Tai Ai jubah surgawinya terang dan
bersih sungguh mulia tiada tara, membuat kedua orangtuanya tertegun, lama tak
bisa berkata kata.
Nyonya Tai Nan yang sangat sayang kepada putrinya menangis terisak-isak, Tai
Nan sendiri hanya diam menatap putrinya. Kemudian mereka bertiga berpelukan dan
bercakap panjang lebar mengenai berbagai hal. Ketika Tai Ai akan pamit dia
beranjali dan berterima kasih kepada saya dia juga berpesan kepada orang tuanya
“Janganlah melekat kepada hal hidup dan mati, semua fenomena adalah mimpi,
gelembung busa dan bayangan, hanya ilusi belaka. Yang akan lenyap dengan
cepat."
Kini di dunia ada seorang Vajra Master yang sangat luar biasa, ayah dan ibu
harusnyalah berguru padaNya dan melatih batin. Sedangkan saya telah tinggal di
alam yang penuh keberuntungan dan kebajikan, pertemuan ini menunjukkan ikatan
jodoh yang dalam. Bila kita sering ingin bertemu kita harus berguru kepada guru
sejati dan belajar ilmu tantra yang sangat berharga”
“kami tidak mengerti hal beginian” kata orang tuanya. Tai Ai menunjuk kepada saya “Bergurulah kepada Beliau”..........
Tai Ai perlahan lahan terbang sambil menyanyikan syair : “ikatan jodoh
kekeluargaan yang berlangsung di alam manusia ternyata eksis pula di alam
Dharma Dhatu, bernostalgia tentang ikatan jodoh selama ini meninggalkan
air mata sedih dan gembira secara bersamaan...” Tai Ai pun lenyap tak terlihat
lagi
Sepasang suami istri itu pun akhirnya berguru kepada saya untuk berlatih
Tantrayana, mereka menjadikan En Zhu Gong sebagai Yidam utama, En Zhu Gong
dalam Tantrayana adalah “Yang Arya Jia-Lan” (Kwan Kong) dengan mantra “Om Jia
Lan Siddhi Hum”
Suatu hari kemudian Tai Nan bertanya kepada saya “Obat tetes mata apa itu yang
digunakan pada hari itu?”
“Sebenarnya itu bukan obat tetes mata, itu adalah air mata yang mengalir pada
saat seseorang hampir meninggal dunia. Setelah diberkati dengan Ilmu Tantra air
itu bisa di gunakan untuk membuka mata Yin”
Tai Nan terperanjat mendengar penjelasan saya. Ha ha ha ha……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar