Minggu, 19 April 2015

Seekor Penyu Dimakan Berangsur

Adik sepupu saya menjabat sebagai kepala dokter di rumah sakit pemerintah, ada sekali saya mengunjunginya dan dia bercerita tentang keadaan seorang pasien yang kisahnya dapat menasehati manusia agar berjalan di jalur yang benar.

Rumah sakit tempat adik sepupu saya bekerja itu termasuk rumah sakit kalangan menengah keatas, sehingga pasiennya tidak banyak dan hanya terdiri dari pasien yang kaya atau yang penyakitnya sudah berat. Maka dari itu selain sebagai kepala dokter, dia juga merangkap dokter umum yang harus bisa menguasai ilmu bedah.

Adik sepupuku berkata, "Sejak saya menjabat sebagai dokter, baru pertama kali saya menemui pasien yang aneh. Orang ini dalam 3 tahun setelah menjalani 5 kali operasi, keadaannya bukan membaik tetapi semakin lama malah tambah parah, yang terakhir 1 tangan dan 1 kakinya harus diamputasi, sehingga sekarang sudah menjadi cacat".

Pasien ini bernama Wen Lai, suatu kali jari kelingking tangannya digigit oleh seekor penyu, Pada awalnya datang ke rumah sakit hanya diberi obat penahan sakit, karena berpikir akan baik-baik saja. Namun sesudah lewat 3 hari, jari kelingkingnya mulai infeksi, bengkak dan sakit. Setelah diperiksa, dokter memastikan bahwa racun bakteri sudah memasuki persendian tulang, sehingga jari kelingkingnya harus diamputasi, untuk menghindar penyebaran racun bakteri yang bisa membahayakan jiwa. Maka jarinya dipotong dan hanya tinggal 9 jari.

Tidak sampai setengah tahun kemudian, Wen Lai pergi ke pantai bertamasya, dan sungguh sangat kebetulan,jari kelingking kaki Wen Lai digigit lagi oleh penyu. Setelah lewat beberapa hari, mulai membengkak dan infeksi, maka dia datang ke rumah sakit untuk diperiksa dan diketahui bahwa racun bakteri juga sudah masuk ke persendian tulang, sehingga jari kelingkingnya itupun harus diamputasi lagi.

Lalu belum sampai 1 tahun kemudian, 2 tempat bekas amputasi itu bersamaan membengkak dan infeksi, lalu dibawa lagi kerumah sakit untuk diperiksa. Wah gawat...! Ternyata di dalam persendian tulangnya sudah terdapat racun bakteri dan merupakan gejala kanker, sehingga telapak tangan dan kaki harus diamputasi juga. Seusai operasi, dia tinggal di rumah sakit selama 20 hari lamanya dan akhirnya menjadi seorang yang cacat tanpa telapak tangan serta telapak kaki.

Nasib yang dialami Wen Lai memang teramat aneh, namun tidak lama kemudian terjadi lagi hal yang tidak masuk akal. Ternyata ada suatu hari anak dari saudaranya akan menjadi biksu, maka Wen Lai dan teman-temannya datang melihat dan pada malam harinya mereka semua menginap di vihara. Yang menginap disana ternyata sangat banyak, sekitar 40 hingga 50 orang tidur bersama di ruang utama vihara, namun nasib sial selalu datang pada diri Wen Lai.

Di antara 50 orang yang sedang tertidur lelap bersama, hanya Wen Lai saja yang tiba-tiba tersentak terbangun, dan ternyata ada seekor tikus yang menggerogoti kaki bekas amputasi itu. Walaupun hanya kena gigit sedikit saja, namun darah yang mengalir keluar cukuplah banyak. Sehingga semua yang ada di situ mulai membicarakan masalah ini dan mengatakan bahwa tikus sebenarnya hanya menggigit barang yang tidak bernyawa, namun kalau ada orang yang kebetulan digigit oleh tikus, maka membuktikan bahwa orang itu hanyalah sebuah mayat saja bagi tikus itu.

Perkataan itu membuat Wen Lai ketakutan dan merasa bahwa hidupnya mungkin tidak akan lama lagi. Walaupun ada orang yang menghiburnya agar jangan terlalu percaya hal seperti ini, namun Wen Lai tetap merasakan nyawanya terancam. Karena hatinya yang tidak tenang itu, maka kaki dan tangan bekas amputasi itu mulai terasa sakit serta gatal-gatal. Lalu karena tidak tahan akan tekanan batin dan juga sakitnya yang bertambah parah, maka dia datang ke rumah sakit lagi untuk diperiksa.

Dokter dengan teliti memeriksanya dan benar-benar gawat ! Ternyata kaki dan tangan bekas amputasi itu terdapat racun bakteri yang juga sudah masuk ke persendian tulang. Sehingga sama dengan yang pertama kali, karena dikhawatirkan akan menyebabkan kanker, maka lengan dan kaki pahanya harus diamputasi juga. Selama 3 tahun sudah 5 kali dioperasi, hal ini membuat adik sepupu mengumpulkan data-data Wen Lai.

Wen Lai adalah seorang petani berumur 43 tahun, yang juga memliki pekerjaan tambahan sebagai kuli bangunan. Dia mempunyai kebiasaan minum bir dan sangat suka makan ikan tawar apalagi kura-kura atau penyu. Wen Lai mendengar banyak orang yang mengatakan bahwa bila semasa hidup bisa makan 10 hingga 20 ekor penyu maka selama hidupnya tidak akan kena sakit dipersendian tulang atau terkena rematik dan bisa dijadikan obat kuat penambah hormon.

Pada suatu hari, Wen Lai membeli seekor penyu yang besar di pasar dan dia sangatlah gembira. Makanan yang berharga ini bila langsung dimakan habis rasanya sangat sayang, apalagi bila dimakan seorang diri juga tidak bisa habis dan di rumah juga tidak ada lemari es, setelah dipikir-pikir, akhirnya dia mendapatkan 1 cara yang jitu yaitu penyu dimakan secara berangsur.

Penyu merupakan hewan yang paling panjang umur dan tahan lama, sehingga tidak peduli dimana kita mengurungnya, sampai 1 tahun juga masih bisa bertahan hidupnya, cara makan Wen Lai adalah hari ini mau makan berapa potong daging, maka dia baru potong berapa bagian tubuh penyu sesuai kebutuhan hari itu kemudian luka bekas potongan itu dibubuhi abu. Dengan demikian 1 penyu bisa dimakan secara berangsur selama 10 hari hingga setengah bulan lamanya, karena penyu masih hidup dan disaat memotong kepalanya barulah mati.

Wen Lai memakan secara berangsur ini, entah sudah berapa banyak penyu yang menjadi korbannya. Sudah banyak orang yang menasehatinya agar berhenti, karena cara seperti itu sangatlah kejam dan tidak ada hati nurani. Namun dia tidak peduli, hanya memikirkan akan nikmatnya daging penyu sehingga akhirnya harus menerima balasan hukum karma yaitu badannya diamputasi beberapa kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar